ementhe.com

0
Awan semarak tertiup angin, menari nari di pelupuk mata,
kemuning helay rajut awan,, seakan menyulam langit yg muley meradang,,,,,,,,

desir,, angin hembus memanggil kabut di telaga kerinduan,,,,,
langitpun muley tersipu dengan senyum nyah,,,

mengigil resah,, sa'at cerah terkikis awan hitam kemalu maluan,, rintik pun muley jatuh ke celah hati yg muley membisu,,,,

tetes demi tetes,,,
sang putih bening yg di sebut sang hujan,,
muley mencium wangi tanah yg tadinyah hangat oleh cumbuan mentari,,,

kini,, aq termenung di balik jendela dekat kamar,,,

alir,,alur,, arus kecil di pelipir.. Nyanyikan irama sepi dengan sejuta kegalowan,,,

diam,, dan tak lama,,,,

rintik muley menghilang,,,

cerah mentari muley unjuk,, untuk sebuah pengakuan,,
--''klw aku masih ada--''

peraduan,,
antara tetes tulus dri sisa rintik dan kilow mentari yg muley menyibak dinding hitam,,

ku lihat,,
warna bidadari menjelma dlm tujuh rupa,,,,
melengkung menjadi jembatan akan sebuah tanya, dan pengakuan,,,

''klw kita tida boleh larut oleh duka yg sesa'at,, krna percaya bahwa setalah itu pelangi senja akan memberi warna terindah dlm kehidupan''

Posting Komentar Blogger

 
Top